Sunday 4 August 2013

Kumpulan Humor Gusdur di Internet 3

Selera humor adalah salah satu indikator kesuksesan seseorang. Seperti almarhum K.H. Abdulrahman Wahid alias gusdur yang mampu membelokkan pembicaraan dengan sesuatu yang tidak diduga, yang bisa membuat orang yang mendengarnya tertawa tetapi tidak lari dari konsep dan kontek pembicaraan. itulah kemampuan humor cerdas yang dimiliki oleh gusdur. ini adalah artikel lanjutan dari Kumpulan Humor Gusdur di Internet 1 dan Kumpulan Humor Gusdur di Internet 2. semoga anda terhibur: 

Ho Oh
Seorang ajudan Presiden Bill Clinton dari
Amerika Serikat sedang jalan-jalan di
Jakarta. Karena bingung dan tersesat, dia
kemudian bertanya kepada seorang penjual
rokok. "Apa betul ini Jalan Sudirman?" "Ho
oh," jawab si penjual rokok.
Karena bingung dengan jawaban tersebut,
dia kemudian bertanya lagi kepada seorang
Polisi yang sedang mengatur lalu lintas. "Apa
ini Jalan Sudirman?" Polisi menjawab,
"Betul."
Karena bingung mendapat jawaban yang
berbeda, akhirnya dia bertanya kepada Gus
Dur yang waktu itu kebetulan melintas
bersama ajudannya. "Apa ini Jalan
Sudirman?" Gus Dur menjawab "Benar."
Bule itu semakin bingung saja karena
mendapat tiga jawaban yang berbeda. Lalu
akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur lagi,
mengapa waktu tanya tukang rokok dijawab
"Ho oh," lalu tanya polisi dijawab "betul" dan
yang terakhir dijawab Gus Dur dengan kata
"benar."
Gus Dur tertegun sejenak, lalu dia berkata,
"Ooh begini, kalau Anda bertanya kepada
tamatan SD maka jawabannya adalah ho oh,
kalau yang bertanya kepada tamatan SMA
maka jawabannya adalah betul. Sedangkan
kalau yang bertanya kepada tamatan
Universitas maka jawabannya benar."
Ajudan Clinton itu mengangguk dan akhirnya
bertanya, "Jadi Anda ini seorang sarjana?"
Dengan spontan Gus Dur menjawab, "Ho ...
oh!"
Sumber: marhendraputra.co.cc, 3 Januari
2010


Made In Japan, Sangat Cepat ...
Di luar Hotel Hilton, Gus Dur bersama
sahabatnya yang seorang turis Jepang mau
pergi ke Bandara. Mereka naik taksi di jalan,
tiba-tiba saja ada mobil kencang sekali
menyalip taksinya. Dengan bangga Si
Jepang berteriak, "Aaaah Toyota, made in
Japan. Sangat cepat...!"
Tidak lama kemudian, mobil lain menyalip
taksi itu. Si Jepang teriak lagi, "Aaaah
Nissan, made ini Japan. Sangat cepat."
Beberapa lama kemudian, taksi yang ia naiki
lagi-lagi disalip mobil, dan Si Jepang teriak
lagi "Aaaah Mitsubishi. Made in Japan sangat
cepat...!" Gus Dur dan sopir taksi itu merasa
kesal melihat Si Jepang ini bener-bener
nasionalis.
Kemudian, sesampainya di bandara, sopir
taksi bilang ke Si Jepang. "100 dolar,
please..."
"100 dolars...?! Ini tidak jauh dari hotel."
"Aaaah... Argometer made in Japan kan
sangat cepat sekali," kata Gus Dur menyahut
Si Jepang itu.

DPR Turun Pangkat
Dia juga sempat melontarkan guyonan
tentang prilaku anggota Dewan Perwakilan
Rakyat. Sempat menyebut mereka sebagai
anak Taman Kanak-Kanak. Gus Dur pun
berseloroh anggota DPR sudah "turun
pangkat" setelah ricuh dalam sidang
paripurna pembahasan kenaikan bahan
bakar minyak (BBM) pada 2004 silam.
"DPR dulu TK, sekarang playgroup," kata
Gus Dur, ketika menjawab pertanyaan
wartawan tentang kejadian di DPR saat
sidang itu.

Dicium Artis Cantik
Magnet sense of humor Gus Dur yang tinggi
membuat kesengsem salah satu artis cantik
saat hadir dalam suatu acara di rumah salah
seorang pengasuh Pondok Kajen. Saking
gemesnya, artis itu dengan santai langsung
ngesun (mencium) pipi Gus Dur tanpa pake
permisi.
Jelas beberapa di antara mereka yang hadir
langsung dibikin kaget dan bingung. Siapa
yang kuat ngeliat kiat nyentrik cuma diem
aja disun (dicium) artis cantik.Tak lama
kemudian begitu sudah agak sepi, Gus Mus
yang sedang di antara mereka, langsung
numpahin sederet kalimat yang sudah dari
tadi cuma bisa disimpan dalam hati. “Loh
Gus, Kok Gus Dur diam saja sih disun sama
perempuan?’
Dengan santai dan silakan bayangin sendiri
gayanya, Gus Dur malah ngasih jawaban
sepele.
“Lha wong saya kan nggak bisa lihat. Ya
mbok sampeyan jangan pengin.”


NU Diskon
Suatu hari, di bulan Ramadan, Gus Dur
bersama seorang kiai lain (kiai Asrowi)
pernah diundang ke kediaman mantan
presiden Soeharto untuk buka bersama.
Setelah buka, kemudian salat Maghrib
berjamaah. Setelah minum kopi, teh dan
makan, terjadilah dialog antara Soeharto dan
Gus Dur.
“Gus Dur sampai malam di sini?”
“Engga Pak! Saya harus segera pergi ke
‘tempat lain’.”
“Oh iya ya ya… silaken. Tapi kiainya kan
ditinggal di sini ya?”
“Oh, iya Pak, tapi harus ada penjelasan.”
“Penjelasan apa?”
“Salat Tarawihnya nanti itu ngikutin NU lama
atau NU baru?”
Soeharto jadi bingung, baru kali ini dia
mendengar ada NU lama dan NU baru.
Kemudian dia bertanya. “Lho NU lama dan
NU baru apa bedanya?”
”Kalau NU lama, Tarawih dan Witirnya itu 23
rakaat,” kata Gus Dur.
“Oh iya iya ya ya… ga apa-apa….”
Gus Dur sementara diam.
“Lha kalau NU baru?” tanya Soeharto.
“Diskon 60 persen. Salat Tarawih dan
Witirnya cuma tinggal 11 rakaat.” Semua
tamu buka puasa langsung tertawa.

Che Guevara
guyonan Gus Dur sewaktu masih menjadi
Presiden RI, saat berkunjung ke Kuba dan
bertemu dengan Fidel Castro.
Saat itu Fidel Castro mendatangi hotel
tempat Gus Dur dan rombongannya
menginap selama di Kuba. Dan mereka pun
terlibat pembicaraan hangat, menjurus
serius. Agar pembicaraan tidak terlalu
membosankan, Gus Dur pun mengeluarkan
jurus andalannya, yaitu guyonan.
Beliau bercerita pada pemimpin Kuba, Fidel
Castro, bahwa ada 3 orang tahanan yang
berada dalam satu sel. Para tahanan itu
saling memberitahu bagaimana mereka bisa
sampai ditahan di situ. Tahanan pertama
bercerita, “Saya dipenjara karena saya anti
dengan Che Guevara.” Seperti diketahui Che
Guevara memimpin perjuangan kaum
sosialis di Kuba.
Tahanan kedua berkata geram, “Oh kalau
saya dipenjara karena saya pengikut Che
Guevara!” Lalu mereka berdua terlibat
perang mulut. Tapi mendadak mereka
teringat tahanan ketiga yang belum ditanya.
“Kalau kamu kenapa sampai dipenjara di
sini?” tanya mereka berdua kepada tahanan
ketiga.
Lalu tahanan ketiga itu menjawab dengan
berat hati, “Karena saya Che Guevara.”
Fidel Castro pun tertawa tergelak-gelak
mendengar guyonan Gus Dur tersebut.

Siapa yang Paling Berani
Di atas geladak kapal perang US Army tiga
pemimpin negara sedang “berdiskusi”
tentang prajurit siapa yang paling berani. Eh
kebetulan di sekitar kapal ada hiu-hiu yang
sedang kelaparan lagi berenang mencari
makan …
Bill Clinton: Kalau Anda tahu … prajurit kami
adalah yang terberani di seluruh dunia …
Mayor .. sini deh … coba kamu berenang
keliling ini kapal sepuluh kali.
Mayor: (walau tahu ada hiu) siap pak, demia
“The Star Spangled Banner” saya siap ,,,
(akhirnya dia terjun dan mengelilingi kapal
10 kali sambil dikejar hiu).
Mayor: (naik kapal dan menghadap) Selesai
pak!!! Long Live America!!
Clinton: Hebat kamu, kembali ke pasukan!
Koizumi: (tak mau ketinggal, dia panggil
sang sersan) Sersan! Menghadap sebentar
(sang Sersan datang) … coba kamu keliling
kapal ini sebanyak 50 kali … !
Sersan: (melihat ada hiu … glek … tapi) for
the queen I’am ready to serve!!! (pekik sang
sersan, kemudian membuka-buka baju lalu
terjun ke laut dan berenang keliling 50 kali
… dan dikejar hiu juga).
Sersan: (menghadap sang perdana menteri)
GOD save the queen!!!
Koizumi: Hebat kamu … kembali ke tempat
… Anda lihat Pak Clinton … Prajurit saya
lebih berani dari prajurit Anda … (tersenyum
dengan hebat …)
Gus Dur: Kopral ke sini kamu … (setelah
dayang …) saya perintahkan kamu untuk
terjun ke laut lalu berenang mengelilingi
kapal perang ini sebanyak 100 kali … ok?
Kopral: Hah … Anda gila yah …! Presiden
nggak punya otak … nyuruh berenang
bersama hiu … kurang ajar!!! (sang Kopral
pun pergi meninggalkan sang presiden …)
Gus Dur: (Dengan sangat bangga) Anda lihat
Pak Clinton dan Pak … Cumi Cumi … kira-
kira siapa yang punya prajurit yang paling
BERANI!!! … Hidup Indonesia … !!!



Doa Mimpi Matematika
Jauh sebelum menjadi Presiden, Gus Dur
dikenal sebagai penulis yang cukup
produktif. Hampir tiap pekan tulisannya
muncul di koran atau majalah. Tema
tulisannya pun beragam, dari soal politik,
sosial, sastra, dan tentu saja agama.
Pernah dia mengangkat soal puisi yang
ditulis oleh anak-anak di bawah usia 15
tahun yang dimuat majalah Zaman. Kata
Gus Dur, anak-anak itu ternyata lebih jujur
dalam mengungkapkan keinginannya.
Enggak percaya? Baca saja puisi yang dibuat
oleh Zul Irwan ini:
Tuhan …
berikan aku mimpi malam ini
tentang matematika
yang diujikan besok pagi

Tiga Polisi Jujur
Gus Dur sering terang-terangan ketika
mengritik. Tidak terkecuali ketika mengkritik
dan menyindir polisi.
Menurut Gus Dur di negeri ini hanya ada tiga
polisi yang jujur. “Pertama, patung polisi.
Kedua, polisi tidur. Ketiga, polisi Hoegeng
(mantan Kapolri).”
Lainnya? Gus Dur hanya tersenyum.

Gaya Bersetubuh
Ketika semua pihak berteriak “Musnahkan
pornoaksi dan pornografi di negeri ini karena
nggak sesuai dengan syariat Islam,” Gus Dur
justru kurang sependapat. Gus Dur berusaha
mengambil contoh dari sisi pandangan Islam
tentang porno tersebut.
Misalnya saja ketika Gus Dur menjawab
interview dengan Jaringan Islam Liberal, Gus
Dur menyebut kita Raudlatul Mu’aththar
sebagai korban tentang kesalahan
memandang pengertian daripada kata
porno.
“Anda tahu, kita Raudlatul Mu’aththar (The
Perfumed Garden, Kebun Wewangian) itu
merupakan kitab Bahasa Arab yang isinya
tata cara bersetubuh dengan 189 gaya, ha …
ha … ha. Kalau gitu, kitab itu cabul dong?”

Membuat Orang-Orang
Berdoa
Di pintu akherat seorang malaikat menanyai
seorang sopir Metro Mini. “Apa kerjamu
selama di dunia?” tanya malaikat itu.
“Saya sopir Metro Mini, Pak.” lalu malaikat
itu memberikan kamar yang mewah untuk
sopir Metro tersebut dan peralatan yang
terbuat dari emas.
Lalu datang Gus Dur dengan dituntutn
ajudannya yang setia.
“Apa kerja kamu di dunia?” tanya malaikat
kepada Gus Dur.
“Saya presiden dan juga juru dakwah Pak…”
lalu malaikat itu memberikan kamar yang
kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus
Dur protes.
“Pak kenapa kok saya yang presiden
sekaligus juru dakwah mendapatkan yang
lebih rendah dari seorang sopir Metro..?”
Dengan tenang malaikat itu menjawab:
“Begini Pak… Pada saat Bapak ceramah,
Bapak membuat orang-orang semua
ngantuk dan tertidur… sehingga melupakan
Tuhan. Sedangkan pada saat sopir Metro
Mini mengemudi dengan ngebut, ia
membuat orang-orang berdoa…”

Bukan Saya
Di sebuah sekolah dasar di Los Palos,
Timtim, seorang sersan kepala yang galak
jadi guru pengganti. Kali ini dia mengajarkan
sejarah kemerdekaan RI untuk anak-anak
kelas III. Untuk menguji daya tangkap para
muridnya, ia bertanya dengan suara keras,
“Coba, siapa yang menurunkan bendera
merah, putih, biru, di Hotel Oranye
Surabaya?”
Murid-murid yang terlanjur dicekam rasa
ketakutan serentak menjawab, “Bukan saya,
Pak. Jangan tangkap saya!”
Humor Gusdur : Ngebor Kebanyakan
“Mengapa muncul bencana lumpur dan gas
panas di Sidoarjo?” tanya Gus Dur.
“Ngebornya La Pindo, jadi jebol. Kalau La
Pisan mungkin aman. Dalam bahasa Jawa
Timuran Pindo kan dua kali, Pisan, sekali,”
kata Gus Dur menjawab pertanyaannya
sendiri.

Iklan Gratis
handoyo ‘Gus Pur’ epigon Gus Dur bernafas
lega ketika dipertemukan dengan tokoh
aslinya yaitu Gus Dur, saat program Kick
Andy yang diputar di Metro TV, Kamis
15/11/2007.
“Apakah Handoyo pernah minta ijin langsung
kepada Anda untuk menjadi Gus Dur dalam
Republik Mimpi?” tanya Andy F. Noya, host
program itu, kepada Gus Dur.
“Abis gimana lagi, yah anggep saja sudah,”
jawab Gus Dur enteng.
Dalam kesempatan itu, Gus Dur mengaku
senang dengan adanya tokoh Gus Pur dalam
parodi politik itu. “Itung-itung advertensi
(iklan) gratis,” katanya disambut gelak tawa
penonton.
Bahkan ketika ditanya lebih ganteng siapa
antara Gus Dur dan Gus Pur. Gus Dur
mengatakan Handoyo seperti iklan film foto
yang bermoto ’seindah warna aslinya’, tapi
Gus Dur memplesetkannya menjadi, “lebih
indah dari warna aslinya,” kata Gus Dur.

Tuhan Tak Perlu Dibela
Saat kebanyakan orang saling menunjukkan
diri sebagai ‘pihak yang paling garang’ dan
‘paling ngotot’ mengatakan diri mereka
adalah sedang dalam perlawanan membela
agama Tuhan. Jelas ini adalah sikap yang
lagi-lagi gegabah.
“Tuhan nggak perlu dibela,” jawaban Gus
Dur kala itu. Karuan saja omongan itu juga
menimbulkan kontroversi. Hingga akhirnya
teman Gus Dur, KH Mustafa Bisri pun ikut
angkat bicara.
“Tuhan itu sebenarnya nggak butuh kita.
Kalau se-Indonesia ini mau jadi kafir semua,
Tuhan juga nggak akan bermasalah,”
sambung Gus Mus menguatkan pernyataan
Gus Dur

Maju Aja Dituntun,
Apalagi Mundur
Dur dalam berbagai kesempatan selalu
berkata jujur. Akibat kejujurannya itu,
kadang kala disertai humor “tingkat tinggi”
yang membuat para pendengarnya tergelak.
Salah satu contohnya kala Gus Dur
menanggapi berbagai desakan agar dirinya
mundur. Tanpa basa-basi dia pun
menimpali.
“Maju aja masih harus dituntun, apalagi
mundur,” ujar Gus Dur

Presiden Wisatawan
Teladan yang diberikan Gus Dur sangat
banyak. Misalnya saja saat memberikan
pidato di Jerman yang ikut serta mantan
Presiden Indonesia BJ Habibie. Di situ Gus
Dur runtut menyebutkan status
kepresidenan dari masa Pak Karno sampai
dirinya.
“Pak Karno itu presiden yang negarawan,
Pak Harto hartawan, Pak Habibie, sedang
saya sendiri Wisatawan,” ujar Gus Dur jujur.
Pernyataan Gus Dur itu mungkin untuk
menanggapi berbagai pernyataan bahwa
selama dia menjabat presiden gemar
melancong/kunjungan ke luar negeri

Pikiran Porno
Dalam suatu kesempatan Gus Dur
mengeluarkan sebuah pernyataan yang
sebenarnya tidak dimaksudkan untuk
menghina. Namun dengan itu bagian dari
upaya Gus Dur menyampaikan joke.
“Alquran itu kita suci yang paling p o r n o.
Ya kan bener, di dalamnya ada kalimat
menyusui. Berarti mengeluarkan tetek. Ya
udah, cabul kan?”
Mungkin dengan hanya kalimat guyonan itu
sebagian masih ada yang merasa
diresahkan. Masa sih ulama yang terkenal
wali kaya gitu? Maka, di lain waktu Gus Dur
mengulangi penjelasannya dengan memilih
bahasa yang lebih sopan.
“Maksudnya, itu ayat jadi por no kalau yang
baca lagi punya pikiran yang ngeres. Kalau
nggak, ya udah. Berarti beres.”
Masih nggak puas. Karenanya pertanyaan
berikutnya segera menyusul. “Tapi Gus,
Alquran kan bahasanya sopan?”
“Betul, juga bahasa di luar Alquran banyak
yang sopan. Tapi, waktu teman saya naik
bus, lihat orang lagi bunting. Terus dia
mbatin kenapa bisa bunting? Mendadak
‘barangnya’ (alat kelaminnya) berdiri gara-
gara pikirannya itu,” jawab Gus Dur.
Ya, begitulah Gus Dur

Olimpiade
Hampir tak ada negara yang rela ketinggalan
mengikuti Olimpiade . Acara empat tahunan
itu merupakan salah satu cara promosi
negara masing-masing. Dan tentu saja ,
peristiwa ini juga sangat bergengsi karena
acara ini diliput oleh semua media massa
negara peserta. Wajarlah kalau setiap
negara berusaha mengirimkan atlet
terbaiknya, dengan harapan mereka bisa
mendapatkan emas. Begitulah sambutan
Gus Dur saat melepas tim Indonesia ke
Olimpiade Sidney yang baru lalu.
Gus Dur lalu bercerita tentang peristiwa
yang pernah terjadi di Suriah. Pada waktu
Olimpiade beberapa tahun yang lalu,
tuturnya, kebetulan pelari asal Suriah
merebut medali emas. Sang pelari mampu
memecahkan rekor tercepat dari pemenang
sebelumnya, bahkan selisih waktunya pun
terpaut jauh.
Maka, dia langsung dikerubuti wartawan
karena punya nilai berita yang sangat tinggi.
“Apa sih rahasia kemenangan anda?” tanya
wartawan.
“Mudah saja,” jawab si pelari Suriah, enteng,
“Tiap kali bersiap-siap akan start, saya
membayangkan ada serdadu Israel di
belakang saya yang mau menembak saya.”
Ini cerita Gus Dur tentang situasi Rusia,
tidak lama setelah bubarnya Uni Soviet.
Sosialisme hancur, dan para birokrat tidak
punya pengalaman mengelola sistem
ekonomi pasar bebas. Di masa sosialisme,
memang rakyat sering antre untuk
mendapatkan macam-macam kebutuhan
pokok, tapi manajemennya rapi, sehingga
semua orang kebagian jatah. Sekarang,
masyarakat tetap harus antre, tapi karena
manejemennya jelek, antrean umumnya
sangat panjang, dan banyak orang yang
tidak kebagian jatah.
Begitulah, seorang aktivis sosial berkeliling
kota Moskow untuk mengamati bagaimana
sistem baru itu bekerja. Di sebuah antrean
roti, setelah melihat banyaknya orang yang
tidak kebagian, aktivis itu menulis di buku
catatannya, “roti habis.”
Lalu dia pergi ke antrean bahan bakar. Lebih
banyak lagi yang tak kebagian. Dan dia
mencatat “bahan bakar habis!”, kemudian
dia menuju ke antrean sabun. Wah
pemerintah kapitalis baru ini betul-betul
brengsek, banyak sekali masyarakat yang
tidak mendapat jatah sabun. Dia menulis
besar-besar “SABUN HABIS!”.
Tanpa dia sadari, dia diikuti oleh seorang
intel KGB. Ketika dia akan meninggalkan
antrean sabun itu, si intel menegur “Hey 
bung! dari tadi kamu sibuk mencatat-catat
terus, apa sih yang kamu catat?”.
Sang aktivis menceritakan bahwa dia sedang
melakukan penelitian tentang kemampuan
pemerintah dalam mendistribusikan barang
bagi rakyat .
“Untung kamu ya, sekarang sudah jaman
reformasi”, ujar sang intel, “Kalau dulu,
kamu sudah ditembak”.
Sambil melangkah pergi, aktivis itu
mencatat, “Peluru juga habis!

Salad
Gus Dur nggak mati akal kalau urusan
melucu. Bahkan, guyonan Gus Dur pun juga
diucapkan dalam bahasa asing. Suatu ketika
Gus Dur bercerita tentang ada seorang
pejabat negara ini yang diundang ke luar
negeri.
Dia lalu mengisahkan seorang istri pejabat
Indonesia yang dijamu makan malam dalam
sebuah kunjungan ke luar negeri.
Dalam kesempatan itu, kata Gus Dur, si
nyonya pejabat ditawarkan makanan
pembuka oleh seorang pramusaji, “you like
salad, madame?”
“Oh sure, I like Salat five time a day.
Shubuh, Dzuhur, Asyar, Maghrib and Isya,”
jawab si Nyonya percaya diri.

Membayangkan Serdadu
Israel
Hampir tak ada negara yang rela ketinggalan
mengikuti olimpiade. Acara empat tahunan
itu merupakan salah satu cara promosi
negara masing-masing. Dan tentu saja,
peristiwa ini juga sangat bergengsi karena
acara ini diliput oleh media massa semua
negara peserta.
Wajarlah kalau setiap negara berusaha
mengirimkan atlet terbaiknya, dengan
harapan mereka bisa mendapat medali
emas. Begitulah sambutan Presiden Gus Dur
saat melepas tim Indonesia ke Olimpiade
Sydney kala itu.
Gus Dur lalu bercerita tentang peristiwa
yang pernah terjadi di Suriah. Pada waktu
Olimpiade beberapa tahun lalu, tuturnya,
kebertulan pelari asal Suriah memeperoleh
medali emas. Sang pelari mampu
memecahkan rekor tercepat dari pemenang
sebelumnya. Bahkan selisih waktunya pun
terpaut jauh.
Maka, ia langsung dikerubuti para wartawan
karena punya nilai berita yang sangat tinggi.
“Apa sih rahasia kemenangan Anda? tanya
wartawan.
“Mudah saja” jawab si pelari Suriah, enteng.
“Tiap kali bersiap-siap akan mulai, saya
membayangkan ada serdadu Israel di
belakang saya yang akan menembak saya.”

Gus Dur Ngelu
“Saya mau bertanya sama Pak Permadi dan
para hadirin.” kata Sutradara Film Garin
Nugroho dalam wayangan. Biasanya, tokoh-
tokoh baik itu kalau situasinya susah pada
berubah semua. Petruk misalnya, ketika mau
jadi raja tiba-tiba berubah wataknya.
Permadi yang ditanya Gus Dur yang
mnejawab. Ia membenarkan bahwa watak
Petruk berubah ketika ia mau menjadi raja.
“Makanya, kalau mencari pemimpin mestinya
yang tak gampang berubah,” tambah Gus
Dur.
“Kalau menurut Pak Permadi, Gus Dur itu
berubah tidak? celetuk seorang hadirin.
“Ya, agak berubah,” jawab Permadi.
“Misalnya dalam hal apa?”
“Misalnya, kalau dulu Gus Dur itu masih suka
kumpul-kumpul dengan saya, sekarang
hampir tidak pernah lagi.”
“Kalau itu sih sebabnya sederhana,” sahut
Gus Dur.
“Sederhana bagaimana Gus?” kejar hadirin.
“Ngelu (pusing).”

Anggur Mukti Ali
Pada kunjungan keliling Eropa bulan
Februari 2000, Gus Dur ketemu para kepala
negara/pemerintahan. Dia antara lain
ketemu Presiden Perancis Jacques Chirac.
Untuk mencairkan suasana, seperti biasa,
dia memasang jurus ampuhnya: humor. Dan
tentu saja guyonan yang dipilihnya adalah
sedikit banyak ada sangkutannya dengan
tuan rumah.
Menurut Gus Dur, pada tahun 1970-an di
Indonesia mulai diupayakan dialog
antaragama. Penggagasnya adalah Prof
Mukti Ali, waktu itu menteri agama.
“Saya sangat setuju dengan prinsipnya, tapi
tidak setuju dengan contoh yang diberikan
Mukti Ali,” ujar Gus Dur.
“Mengapa?” tanya Presiden Chirac, mulai
heran.
“Menurut Mukti Ali, semua agama itu sama
saja; sama bagusnya, sama luhurnya. Ini
saya setuju. Tapi dia memberi contoh
dengan menyebut anggur. Ini saya tidak
setuju. Sebabm, kata Mukti Ali, agama-
agama itu seperti anggur. Bisa dimasukkan
ke gelas yang pendek, yang lonjong, yang
bulat dan sebagainya, tapi isinya sama saja;
anggur.”
“Lho, mengapa Anda tidak setuju?” tanya
Chirac, belum paham juga.
“Sebab anggur itu macam-macam,
wadahnya juga macam-macam. Tidak bisa
sembarangan.”
“Ya, betul, betul,” kata Chirac sambil
tertawa. “Saya tahu benar tentang hal itu
sebab saya orang Prancis.”

Kayak Digigit Semut
Ketika menunggu giliran di ruang tungngu
pasien, seorang pria remaja berumur 13
tahun bertanya kepada bapaknya, “Paka!
kalau kita disuntik itu, sakit ya, Pak?”
“Oh, tentu saja tidak Nak! Kalau kita disuntik
itu, rasanya seperti digigit semut!”
Beberapa saat kemudian, tibalah saatny si
anak remaja ini masuk ke kamar periksa
tanpa mau diantar bapaknya setelah ia
mengetahui kalau disuntik itu rasanya
seperti digigit semut.
Lima menit kemudian, si Bapak yang
menunggu di ruang tunggu pasien ini
terkejut mendengar jeritan sang dokter yang
kemudian disusul jeritan anaknya. Setelah
pintu kamar periksa dibuka, dilihatnya
anaknya yang berjalan pincang dengan
pahanya yang biru bengkak, dan mata sang
dokter pun juga membengkak.
“Lho! Anak saya ini kenapa, Dok? Kok,
jalannya pincang begini?” tanya si Ayah
kepada sang dokter.
“Begini, Pak,” papar sang dokter, “Ketika
anak bapak ini mau saya suntik, tiba-tiba dia
meronta-ronta kemudian mata saya dipukul
oleh dia, dan …”
“Bapak bohong!!!” protes anak remaja itu
kepada bapaknya, “Bapak bilang kalau
disuntik itu rasanya seperti digigit semut,
ternyata, seperti digigit buaya! Buktinya,
lihat ini! bekas gigitannya!”

Siapa Lebih dekat dengan
Tuhan
Perbedaan dalam berbagai hal termasuk
aliran dan agama, kata mantan Presiden RI
ini, sebaiknya diterima karena itu bukan
sesuatu masalah.
Jika sudah bisa menerima perbedaan maka
akan lebih terbuka dalam berdialog, bahkan
kata Gus Dur, lahir lelucon seperti yang
dilontarkan seorang kyai, bhiksu, dan
pendeta.
“Pendeta mengatakan; Kami dekat sekali
dengan Tuhan. Jadi kami memangil Tuhan
Anak, Tuhan Bapak. Si bhiksu menimpali;
Kami juga dekat. Bukan manggil Bapak, tapi
Om.
Lha bagaimana dengan Anda, pak kyai?
Pak Kyai menjawab; Boro-boro deket,
manggil-nya aja mesti pake menara,” urai
Gus Dur diiringi tawa seisi ruangan.
“Saya tadi kan tak bilang dia korupsi, saya
hanya bilang teroris,” jawabnya enteng.


Ucapan Terima kasih
pada sumber-sumber
tulisan yakni:
holistikasaya.wordpress.com
okezone.com
gusdur.net
marhendraputra.co.cc
fotounik.net





Related Post



No comments:

Post a Comment