Ini adalah artikel yang mampu memotivasi dan mengubah
cara berfikir saya untuk memperluas konteks dari dalam diri saya. Artikel yang
berisi tentang cerita-cerita ringan inspiratif yang mungkin juga berguna untuk
anda yang sedang membutuhkan kisah-kisah motivasi. Dan saya ucapkan selamat
menikmati artikel ini:
shokk lucu
My name is TRIKUENI DERMANTO..shokk lucu, it’s my blog. I’m still learning to be professional blogger. I will continue to learn and practice in my blog. Maybe that’s my reason why my blog isn’t good.
Monday, 12 August 2013
Sunday, 4 August 2013
Kumpulan Humor Gusdur di Internet 3
Selera humor adalah salah satu indikator kesuksesan seseorang. Seperti almarhum K.H. Abdulrahman Wahid alias gusdur yang mampu membelokkan pembicaraan dengan sesuatu yang tidak diduga, yang bisa membuat orang yang mendengarnya tertawa tetapi tidak lari dari konsep dan kontek pembicaraan. itulah kemampuan humor cerdas yang dimiliki oleh gusdur. ini adalah artikel lanjutan dari Kumpulan Humor Gusdur di Internet 1 dan Kumpulan Humor Gusdur di Internet 2. semoga anda terhibur:
Ho Oh
|
Seorang ajudan Presiden Bill Clinton dari
|
Amerika Serikat sedang jalan-jalan di
|
Jakarta. Karena bingung dan tersesat, dia
|
kemudian bertanya kepada seorang penjual
|
rokok. "Apa betul ini Jalan
Sudirman?" "Ho
|
oh," jawab si penjual rokok.
|
Karena bingung dengan jawaban tersebut,
|
dia kemudian bertanya lagi kepada seorang
|
Polisi yang sedang mengatur lalu lintas.
"Apa
|
ini Jalan Sudirman?" Polisi menjawab,
|
"Betul."
|
Karena bingung mendapat jawaban yang
|
berbeda, akhirnya dia bertanya kepada Gus
|
Dur yang waktu itu kebetulan melintas
|
bersama ajudannya. "Apa ini Jalan
|
Sudirman?" Gus Dur menjawab
"Benar."
|
Bule itu semakin bingung saja karena
|
mendapat tiga jawaban yang berbeda. Lalu
|
akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur lagi,
|
mengapa waktu tanya tukang rokok dijawab
|
"Ho oh," lalu tanya polisi
dijawab "betul" dan
|
yang terakhir dijawab Gus Dur dengan kata
|
"benar."
|
Gus Dur tertegun sejenak, lalu dia
berkata,
|
"Ooh begini, kalau Anda bertanya
kepada
|
tamatan SD maka jawabannya adalah ho oh,
|
kalau yang bertanya kepada tamatan SMA
|
maka jawabannya adalah betul. Sedangkan
|
kalau yang bertanya kepada tamatan
|
Universitas maka jawabannya benar."
|
Ajudan Clinton itu mengangguk dan akhirnya
|
bertanya, "Jadi Anda ini seorang
sarjana?"
|
Dengan spontan Gus Dur menjawab, "Ho
...
|
oh!"
|
Sumber: marhendraputra.co.cc, 3 Januari
|
2010
|
Made In Japan, Sangat Cepat ...
|
Di luar Hotel Hilton, Gus Dur bersama
|
sahabatnya yang seorang turis Jepang mau
|
pergi ke Bandara. Mereka naik taksi di
jalan,
|
tiba-tiba saja ada mobil kencang sekali
|
menyalip taksinya. Dengan bangga Si
|
Jepang berteriak, "Aaaah Toyota, made
in
|
Japan. Sangat cepat...!"
|
Tidak lama kemudian, mobil lain menyalip
|
taksi itu. Si Jepang teriak lagi,
"Aaaah
|
Nissan, made ini Japan. Sangat
cepat."
|
Beberapa lama kemudian, taksi yang ia
naiki
|
lagi-lagi disalip mobil, dan Si Jepang
teriak
|
lagi "Aaaah Mitsubishi. Made in Japan
sangat
|
cepat...!" Gus Dur dan sopir taksi
itu merasa
|
kesal melihat Si Jepang ini bener-bener
|
nasionalis.
|
Kemudian, sesampainya di bandara, sopir
|
taksi bilang ke Si Jepang. "100
dolar,
|
please..."
|
"100 dolars...?! Ini tidak jauh dari
hotel."
|
"Aaaah... Argometer made in Japan kan
|
sangat cepat sekali," kata Gus Dur
menyahut
|
Si Jepang itu.
|
DPR Turun Pangkat
|
Dia juga sempat melontarkan guyonan
|
tentang prilaku anggota Dewan Perwakilan
|
Rakyat. Sempat menyebut mereka sebagai
|
anak Taman Kanak-Kanak. Gus Dur pun
|
berseloroh anggota DPR sudah "turun
|
pangkat" setelah ricuh dalam sidang
|
paripurna pembahasan kenaikan bahan
|
bakar minyak (BBM) pada 2004 silam.
|
"DPR dulu TK, sekarang
playgroup," kata
|
Gus Dur, ketika menjawab pertanyaan
|
wartawan tentang kejadian di DPR saat
|
sidang itu.
|
Dicium Artis Cantik
|
Magnet sense of humor Gus Dur yang tinggi
|
membuat kesengsem salah satu artis cantik
|
saat hadir dalam suatu acara di rumah
salah
|
seorang pengasuh Pondok Kajen. Saking
|
gemesnya, artis itu dengan santai langsung
|
ngesun (mencium) pipi Gus Dur tanpa pake
|
permisi.
|
Jelas beberapa di antara mereka yang hadir
|
langsung dibikin kaget dan bingung. Siapa
|
yang kuat ngeliat kiat nyentrik cuma diem
|
aja disun (dicium) artis cantik.Tak lama
|
kemudian begitu sudah agak sepi, Gus Mus
|
yang sedang di antara mereka, langsung
|
numpahin sederet kalimat yang sudah dari
|
tadi cuma bisa disimpan dalam hati. “Loh
|
Gus, Kok Gus Dur diam saja sih disun sama
|
perempuan?’
|
Dengan santai dan silakan bayangin sendiri
|
gayanya, Gus Dur malah ngasih jawaban
|
sepele.
|
“Lha wong saya kan nggak bisa lihat. Ya
|
mbok sampeyan jangan pengin.”
|
Monday, 8 July 2013
Kumpulan Humor Gusdur di Internet 2
Ini adalah artikel lanjutan dari artikel kumpulan humor gusdur di internet yang saya publikasikan kemarin . dan semoga humor-humor gusdur semasa hidupnya bisa menghibur anda. dan menjadi amal baik bagi beliau, amiin.....
Buto Cakil Pembayar
|
Demonstran?
|
Punakawan selalu digambarkan sebagai
|
kstaria. Musuhnya jelek-jelek semua,
|
misalnya Buto Cakil. Punakawan sering
|
diculik, dibawa berpindah dari satu tempat
|
ke tempat lain.
|
Tapi, menurut Ki Tedjo, sekarang semuanya
|
serba tak jelas. Perilaku kesatria pun tak
|
jelas. Yang jadi Punakawan pun tak jelas.
|
Yang disebut istana pun tak jelas. Sebab
|
saat ini masih banyak istana, ada yang di
|
Cendana, ada yang di sana, pokoknya di
|
mana-mana.
|
"Supaya rakyat tentram, mbok ya (para
elite
|
politik) itu kalau berantem caranya yang
|
cerdas lah. Rakyat seperti kita ini kan
juga
|
perlu tahu. Bukan begitu, Gus?"
|
"Sebelum tahu istananya, harus tahu
dulu
|
siapa demonstrannya," jawab Gus Dur.
|
"Ya sebelum tahu demonstrannya, harus
|
tahu dulu siapa yang membayari."
(mbs)
|
Sumber: okezone.com, 10 November 2009
|
Tukang Santet Jakarta
|
Main hakim sendiri seakan sudah dianggap
|
normal oleh masyarakat kita. Pelakunya
|
bukan cuma rakyat biasa, tapi sering
justru
|
aparat yang berwenang. Paling tidak
|
penghakiman dilakukan di depan aparat.
|
Sampai-sampai majalah Tempo, jauh
|
sebelum pembredelan pernah
|
"menghitamkan" beberapa
halamannyla
|
sebagai tanda prihatin. Para pembaca
|
Tempo tentu kaget dan heran. Bermacam
|
dugaan pun segera muncul. Gus Dur
|
termasuk yang heran dan menduga-duga.
|
"Mengapakah Tempo dibuat hitam
seperti
|
itu?" tanya Gus Dur dalam "kuis
imajiner"-
|
nya.
|
"Karena reportase soal tukang santet
dan
|
bromocorah Jember."
|
"Siapakah yang memerintahkan
|
penghitaman itu?"
|
"Tukang santet dan bromocorah
|
Jakarta."(mbs)
|
Sumber: okezone.com, Senin, 19
|
Oktober 2009
|
Keliling Dunia Tidak Mati
|
Kok!
|
Empat dokter ahli menyampaikan analisis
|
negatif terhadap kesehatan Gus Dur kepada
|
DPR. Jauh sebelumnya, salah satu Ketua
|
DPP Partai Golkar Agung Laksono juga
|
pernah mengungkit masalah itu. Agung,
|
yang juga dokter, mengusulkan agar
|
Presiden Gus Dur diperiksa oleh tim dokter
|
independen. Usul itu disetujui oleh Ketua
|
MPR Amien Rais.
|
Saat Gus Dur berkunjung ke Kairo, wartawan
|
pun menanyakan usulan Agung Laksono itu.
|
"Kalau mau tahu soal kesehatan sata,
tanya
|
saja sama dokter yang pernah memeriksa
|
saya," jawab Gus Dur serius.
|
Kalau belum percaya? "Gampang saja,
saya
|
keliling (dunia) ini tidak mati kok,"
jawab
|
Gus Dur menekankan betapa sehatnya dia.
|
Tapi kemudian Gus Dur bilang,
"Masalah
|
begitu jangan tanya sayalah. Saya sudah
|
malas menjawabnya. Punya ambisi politik
|
saja kok sampai begitu." (mbs)
|
Panglima AL Paraguay
|
Paraguay dikenal sebagai salah satu negara
|
yang tidak mempunyai laut. Tapi anehnya,
|
negara Amerika Latin ini punya panglima
|
angkatan laut.
|
Suatu ketika, kata Gus Dur, Panglima AL
|
Paraguay ini berkunjung ke negara Brasil.
|
Dalam kunjungan itu ia menemui Panglima
|
AL Brasil. Salah seorang staf AL Brasil
yang
|
ikut menemuinya bertanya seenaknya,
|
"Negara bapak itu aneh ya. Tidak
punya
|
laut, tapi punya panglima seperti
Bapak."
|
Dengan kalem sang tamu pun menanggapio,
|
"Negeri Anda ini juga aneh, ya.
Hukumnya
|
tidak berjalan, tapi merasa perlu
|
mengangkat seorang menteri
kehakiman."
|
(mbs)
|
Sumber: okezone, 15 September 2009
|
Orang NU Gila
|
Rumah Gus Dur di kawasan Ciganjur,
|
Jakarta Selatan, sehari-harinya tidak
pernah
|
sepi dari tamu. Dari pagi hingga malam,
|
bahkan tak jarang sampai dinihari para
tamu
|
ini datang silih berganti baik yang dari
|
kalangan NU ataupun bukan. Tak jarang
|
mereka pun datang dari luar kota.
|
Menggambarkan fanatisme orang NU, kata
|
Gus Dur, menurutnya ada 3 tipe orang NU.
|
“Kalau mereka datang dari pukul tujuh pagi
|
hingga jam sembilan malam, dan
|
menceritakan tentang NU, itu biasanya
|
orang NU yang memang punya komitmen
|
dan fanatik terhadap NU,” tegas Gus Dur.
|
Orang NU jenis yang kedua, mereka yang
|
meski sudah larut malam, sekitar jam dua
|
belas sampai jam satu malam, namun masih
|
mengetuk pintu Gus Dur untuk
|
membicarakan NU, “Itu namanya orang gila
|
NU,” jelasnya.
|
“Tapi kalau ada orang NU yang masih juga
|
mengetuk pintu rumah saya jam dua dinihari
|
hingga jam enam pagi, itu namanya orang
|
NU yang gila,” kata Gus Dur sambil
terkekeh.
|
Sumber: okezone
|
Lupa Tanggal Lahir
|
Gus Dur, nama lengkapnya adalah
|
Abdurrahma Al-Dakhil. Dia dilahirkan pada
|
hari Sabtu di Denanyar, Jombang, Jawa
|
Timur. Ada rahasia dalam tanggal
|
kelahirannya. Gus Dur ternyata tidak tahu
|
persis tanggal berapa sebenarnya dia
|
dilahirkan.
|
Sewaktu kecil, saat dia mendaftarkan diri
|
sebagai siswa di sebuah SD di Jakarta, Gus
|
Dur ditanya, " Namamu siapa
Nak?"
|
"Abdurrahman," jawab Gus Dur.
|
"Tempat dan tanggal lahir?'
"Jombang ...,"
|
jawab Gus Dur terdiam beberapa saat.
|
"Tanggal empat, bulan delapan, tahun 1940
|
," lanjutnya
|
Gus Dur agak ragu sebab dia menghitung
|
dulu bula kelahirannya. Gus Dur hanya
hapal
|
bulan Komariahnya, yaitu hitungan
|
berdasarkan perputaran bulan. Dia tidak
|
ingat bulan Syamsiahnya atay hitungan
|
berdasarkan perputaran matahari.
|
Yang Gus Dur maksud, dia lahir bulan
|
Syakban, bulan kedelapan dalam hitungan
|
Komariag. Tetapi gurunya menganggap
|
Agustus, yaitu bulan delapan dalam
hitungan
|
Syamsiah.
|
Maka sejak itu dia dianggap lahir pada
|
tanggal 4 Agustus 1940. Padahal sebenarnya
|
dia lahir pada 4 Syakban 1359 Hijriah atau
7
|
September 1940.
|
Santri Dilarang Merokok
|
"Para santri dilarang keras
merokok!"
|
begitulah aturan yang berlaku di semua
|
pesantren, termasuk di pesantren Tambak
|
Beras asuhan Kiai Fattah, tempat Gus Dur
|
pernah nyatri. Tapi, namanya santri, kalau
|
tidak bengal dan melanggar aturan rasanya
|
kurang afdhol.
|
Suatu malam, tutur Gus Dur, listrik di
|
pesantren itu tiba-tiba padam. Suasana pun
|
jadi gelap gulita. Para santri ada yang
tidak
|
peduli, ada yang tidur tapi ada juga yang
|
terlihat jalan-jalan mencari udara segar.
Di
|
luar sebuah rumah, ada seseorang sedang
|
duduk-duduk santai sambail merokok.
|
Seorang santri yang kebetulan melintas di
|
dekatnya terkejut melihat ada nyala rokok
di
|
tengah kegelapan itu.
|
"Nyedot, Kang?" sapa si santri
sambil
|
menghampiri "senior"-nya yang
sedang asyik
|
merokok itu. Langsung saja orang itu
|
memberikan rokok yang sedang dihisapnya
|
kepada sang "yunior". Saat
dihisap, bara
|
rokok itu membesar, sehingga si santri
|
mengenali wajah orang tadi.
|
Saking takutnya, santri itu langsung lari
|
tunggang langgang sambil membawa rokok
|
pinjamannya. "Hai, rokokku jangan
dibawa!"
|
teriak Kiai Fatta.
|
Doa Mimpi Matematika
|
Jauh sebelum menjadi presiden, Gus Dur
|
dikenal sebagai penulis yang cukup
|
produktif. Hampir tiap pekan tulisannya
|
muncul di koran atau majalah. Tema
|
tulisannya pun beragam, dari soal politik,
|
sosial, sastra, dan tentu saja agama.
|
Dia pernah mengangkat soal puisi yang
|
ditulis oleh anak-anak di bawah usia 15
|
tahun yang dimuat majalah Zaman.
|
Kata Gus Dur, anak-anak itu ternyata lebih
|
jujur dalam mengungkapkan keinginannya.
|
Enggak percaya? Gus Dur membacakan puisi
|
yang dibuat Zul Irwan
|
Tuhan …
|
berikan aku mimpi malam ini
|
tentang matematika
|
yang diujikan besok pagi
|
Obrolan Hari Jumat
|
Pernah suatu ketika Gus Dur di ruang
|
kerjanya di Istana Merdeka menerima
|
Mohammad Sobary, peneliti dari LIPI,
|
kolumnis dan pernah menjadi pemimpin
|
Kantor Berita Antara dan Djohan Effendi
|
(Kepala Litbang Departemen Agama).
|
Hampir sepanjang hari Gus Dur berbincang-
|
bincang dengan kedua sahabatnya tersebut.
|
Sobary sempat menjadi moderator ketika
|
berlangsung dialog antara Gus Dur dengan
|
masyarakat seusai shalat Jumat di Masjid
|
Baiturrahim (Masjid Istana Kepresidenan).
|
Sobary lantas mengulang cerita Gus Dur
|
tentang hal lucu yang terjadi di sekitar
Gus
|
Dur selama masa istirahat. Sebelum shalat
|
Jumat, Gus Dur dari ruang kerjanya
|
menelepon Menteri Agama di kantornya.
|
Kebetulan yang mengangkat telepon di
|
kantor Menteri Agama adalah seorang staf
|
menteri.
|
Dialognya demikian:
|
Gus Dur: Hallo, saya mau bicara dengan
|
Menteri Agama
|
Staf Departemen Agama: Ini siapa?
|
Gus Dur: Saya Abdurrahman Wahid
|
Staf Departemen Agama: Abdurrahman
|
Wahid siapa?
|
Gus Dur: Presiden.....
|
Dua Gus Adalah Musuh
|
Orba
|
Di kalangan Nahdliyin, Gus adalah julukan
|
bagi anak kiai yang mereka hormati .
|
Panggilan hormat itu tetap melekat, bahkan
|
sampai si anak sudah jadi bapak atau kakek.
|
Begitulah, menurut Gus Dur, ada Gus Nun,
|
Gus Mus, dan lain-lain-anpa menyebut diri
|
sendiri.
|
Lain sikap hormat kalangan Nahdliyin, lain
|
pula pandangan pemerintah Orde Baru.
|
Yang terakhir ini tak suka dengan para Gus
|
itu, terutama yang kritis terhadap
|
kekuasaan.
|
Kekritisan Gus Dur terhadap pemerintah
|
Orde Baru mengakibatkan ia
"dikucilkan."
|
Gus Nun sering ngomong pedas, maka
|
dianggap musuh pemerintah juga .
|
Tapi , kata Gus Dur, di acara jamuan makan
|
malam bersama tamu-tamunya, sebenarnya
|
ada satu "Gus" lagi yang tidak
disukai
|
pemerintah .
|
Para tamu pun penasaran, dan menunggu
|
Gus siapa lagi gerangan yang dimaksud .
|
"Gusmao...," ungkap Gus Dur
menyebut
|
nama belakang Kay Rala Xanana (sekarang
|
Presiden Timor Leste), pemimpin Fretilin
|
yang saat itu masih di penjara.
|
Gus Dur dan UU
|
Pornografi
|
Humor ini muncul saat Dewan Perwakilan
|
Rakyat akan mengesahkan Rancangan
|
Undang-undang Pornografi menjadi undang-
|
undang pada pertengahan 2008. Berbagai
|
pro dan kontra berkembang. Demonstrasi di
|
mana-mana.
|
Gus Dur yang terkenal sebagai tokoh
|
kebebasan berpikir, tidak ambil pusing.
Bagi
|
dia, di dalam Islam pun telah ada porno.
|
Jadi tidak perlu diperdebatkan. Berikut
cerita
|
mengenai 189 Gaya Bersetubuh yang dikutip
|
dari berbagai sumber:
|
Ketika semua pihak berteriak musnahkan
|
pornoaksi dan pornografi di negeri ini
karena
|
tidak sesuai dengan syariat Islam, Gus Dur
|
justru kurang sependapat. Gus Dur berusaha
|
mengambil contoh dari sisi pandangan Islam
|
tentang porno tersebut.
|
Misalnya saja ketika Gus Dur menjawab
|
interview, Gus Dur menyebut kitab
Raudlatul
|
Mu’aththar sebagai korban tentang
|
kesalahan memandang pengertian daripada
|
kata porno.
|
“Anda tahu, kita Raudlatul Mu’aththar
|
(Kebun Wewangian) itu merupakan kitab
|
Bahasa Arab yang isinya tata cara
|
bersetubuh dengan 189 gaya."
|
"Kalau begitu, kitab itu cabul dong?”
|
Becak Dilarang Masuk
|
Saat menjadi presiden, Gus Dur pernah
|
bercerita kepada Menteri Pertahanan saat
|
itu, Mahfud MD, tentang orang Madura yang
|
katanya banyak akal dan cerdik. Cerita ini
|
masuk dalam buku Setahun bersama Gus
|
Dur, Kenangan Menjadi Menteri di Saat
Sulit.
|
Ceritanya, ada tukang becak asal Madura
|
yang pernah dipergoki oleh polisi ketika
|
melanggar rambu “becak dilarang masuk”.
|
Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada
|
rambu gambar becak disilang dengan garis
|
hitam yang berarti jalan itu tidak boleh
|
dimasuki becak.
|
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu
kan
|
gambar becak tidak boleh masuk jalan ini,”
|
bentak polisi.
|
“Oh
saya melihat pak, tapi itu kan
|
gambarnya becak kosong. Becak saya kan
|
ada yang mengemudi,” jawab si tukang
|
becak .
|
“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah
|
gambar itu kan ada tulisan bahwa becak
|
dilarang masuk,” bentak pak polisi lagi.
|
“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau
saya
|
bisa membaca maka saya jadi polisi seperti
|
sampeyan, bukan jadi tukang becak seperti
|
ini,” jawab si tukang becak sambil
|
cengengesan.
|
Radio Islami
|
Seorang Indonesia yang baru pulang
|
menunaikan ibadah haji terlihat marah-
|
marah.
|
“Lho kang, ngopo ngamuk-ngamuk
|
mbanting radio? (Kenapa ngamuk-ngamuk
|
membanting radio?)” tanya kawannya
|
penasaran.
|
“Pembohong! Gombal!” ujarnya geram.
|
Temannya terpaku kebingungan.
|
“Radio ini di Mekkah tiap hari ngaji
Alquran
|
terus. Tapi di sini, isinya lagu dangdut
tok.
|
Radio begini kok dibilang radio Islami.”
|
“Sampean (Anda) tahu itu radio Islami dari
|
mana?”
|
“Lha…, itu bacaannya all-transistor. Kan
|
pakai Al."
Subscribe to:
Posts (Atom)